Intermittent Hypoxia dan Peluruhan Lemak

INTERMITTENT HYPOXIC DAN PELURUHAN LEMAK

Oleh: Mas Gunggung


Ada yang bertanya bagaimana cara memahami teori kebugaran saya yang terlihat “njlimet” dengan segala penjelasan detail dari beragam sumber jurnal dan referensi?

Beberapa waktu yang lalu saya sudah meringkas dengan sangat-sangat ringkas hanya dalam 1 kata yakni … PUASA. Dan dengan penjelasan tidak kurang dari 5 menit saja seperti berikut ini:

Metode kebugaran ini bertujuan untuk mengubah kimiawi darah. Fungsi darah ada 2 yakni membawa Nutrisi dan membawa Oksigen. Mereka yang kelebihan nutrisi akan mengalami berbagai masalah, obesitas salah satunya. Maka solusi bagi mereka yang kelebihan nutrisi adalah Puasa Makanan. Demikian juga mereka yang kelebihan Oksigen akan mengalami berbagai masalah, radikal bebas salah satunya. Maka solusi bagi mereka yang kelebihan Oksigen adalah Puasa Oksigen. Sehingga Puasa Makanan dan Puasa Oksigen adalah SATU KESATUAN dalam metode kebugaran saya. Jika Anda ingin darah dalam tubuh Anda bersih, sehat, bebas dari penyakit, maka Puasa Makanan dan Puasa Oksigen harus dijalankan.

Puasa Makanan, bahasa kerennya adalah Intermitten Fasting. Puasa Oksigen, bahasa kerennya adalah Intermittent Hypoxic. Jalankan keduanya maka Anda akan mendapatkan darah yang bebas dari penyakit. Insya Allah.

Nah, penjelasan diatas kurang dari 5 menit bukan? Dan mudah dipahami. 🙂

Orang banyak bertanya, termasuk pada dokter, bagaimana cara menjalankan Puasa Oksigen? Metode Kebugaran saya berisi satu set Intermittent Hypoxic Training yang terdiri dari:

  1. Teknik Optimalisasi pH
  2. Teknik Peluruhan Glycation
  3. Teknik Peluruhan Lemak
  4. Teknik Regenerasi Sel
  5. Teknik Modifikasi Gen

Isi metode Kebugaran saya hanya 5 itu. 🙂 Pada program One Day One Breath hanya saya berikan untuk Peluruhan Glycation. Sementara pada Wisata Bugar I saya berikan Optimalisasi pH dan Peluruhan Glycation. Nanti di Wisata Bugar II barulah saya akan berikan teknik Peluruhan Lemak dan Regenerasi Sel. Sedangkan untuk para dokter, karena bareng dengan riset, maka seluruh teknik akan di test.

Muncul pertanyaan lagi, kalau Puasa Makanan lalu menyebabkan peluruhan lemak saya bisa mengerti dan itu mudah dipahami. Apa iya hanya dengan olah napas bisa menyebabkan peluruhan lemak? Apa ini tidak mungkin?

Percayalah, pertanyaan seperti itu sudah berulang kali saya dapatkan. Bahkan ketika diskusi dengan para dokter juga mereka mempertanyakan hal itu. Tentu saja itu sangat wajar mengingat selama ini pemahaman kebanyakan dari kita sedikit sedikit sekali melakukan eksplorasi mengenai aspek olah napas dari sisi kemampuan Oksigen dan Karbondioksida.

Pada MP misalnya, eksplorasi olah napas hanya berkutat di masalah energi dan energi saja. Energi yang dimaksud adalah semacam chi, prana, daht, dan sejenis itu yang kemudian menggunakan istilah ‘getaran’. Umumnya berbasis tenaga Sugesti berdasarkan Niat untuk merangsang kemampuan fisik. Kebugaran yang lahir sebagai ‘anak termuda’ juga tidak lepas dari pemahaman seperti itu. Maka dari itu sulit dimengerti bagi orang-orang yang suka dengan sisi akademis.

Pada Kebugaran dengan pendekatan getaran, yang kemudian bercerita dari sisi getaran untuk menyembuhkan suatu penyakit tidak lebih dari penjelasan subyektif dan tidak memiliki rujukan penelitian yang kaya. Hal itu tidak lebih sekedar pengalaman subyektif pelatih dalam sudut pandang esoteris timur. Dinikmati sebagai berbagi pengalaman dibanding berbagi ilmu pengetahuan. Ini kenyataan. Meskipun hasilnya bisa saja benar menyebabkan terjadinya perubahan kesehatan yang membaik.

Jangan salah, saya tidak menafikkan mereka yang melakukan itu. Saya percaya ada banyak senior yang mumpuni dari sisi penyembuhan yang seperti itu. Namun apakah metode Kebugaran MP akan diarahkan agar praktisinya menjadi seorang Terapis? Penggunaan tenaga sugesti akan melahirkan wilayah yang sulit untuk diprediksi. Bisa lurus, bisa juga berbelok. Bisa jadi terapis, bisa jadi dukun, bahkan bisa tidak jadi apa-apa. Maka, dalam kebugaran saya hal ini mesti dipisahkan terlebih dahulu. Biarlah penggunaan tenaga sugesti dengan segala kemampuannya berada dalam ranah reguler kanuragan. Silahkan dilakukan eksplorasi disana.

Metode Reguler MP menggunakan segala makanan dan segala daya oksigen untuk melahirkan kemampuan dahsyat. Memposisikan napas tidak sekedar oksigen saja. Napas diposisikan sebagai daya yang lebih dari sekedar oksigen. Buat saya tidak masalah. Silahkan dilatih dan dilakukan eksplorasi. Namun ketika Kebugaran dibawa ke arah sana, artinya terjadi tumpang tindih. Tidak heran Kebugaran MP pada pelaksanaannya menjadi berbelok dan menjadi mirip dengan reguler. Latihannyapun tidak berbeda jauh dengan reguler. Beda yang paling nyata barangkali ketiadaan tata gerak saja. Gerak yang ada pada Kebugaran diubah hanya dalam bentuk senam, bukan teknik beladiri. Jadi, dalam pandangan saya hal ini akan menyebabkan masalah dikemudian hari dari sisi penetrasi ke masyarakat. Materi kebugaran MP lama mengenai normalisasi diabetes, lepas kacamata, regenerasi sel, beauty care, ya sama saja isinya. Hanya berbeda sedikit saja namun tidak substansial. Sulit dijelaskan secara logis. Apakah ada yang berhasil dan sembuh total? Saya yakin pasti ada.

Maka kalau metode Kebugaran menggunakan pola yang tumpang tindih dengan reguler artinya tidak ada pembeda sama sekali. Mungkin lebih pas kalau disebut Reguler dan Non Reguler saja. Toh ada napas-napas sisipan yang dimasukkan ke dalamnya, plus pematahan benda keras pula. Bahkan ada yang lebih ekstrim dari itu. Kebugaran MP lama membawa rasa reguler ke dalamnya.

Sementara pada Kebugaran saya, bersifat kebalikan dari metode reguler MP. Seperti yang saya jelaskan diatas, jika pada reguler MP menggunakan segala makanan yang dimakan dan segala daya oksigen yang dikonsumsi untuk melahirkan kemampuan dahsyat maka pada Kebugaran saya semua itu DIPUASAKAN. Dikendalikan, dikurangi, dilatih untuk dibatasi. Belajar melakukan pengendalian diri dari makanan berlimpah dan oksigen berlimpah.

Sederhananya, metode reguler makan segala makanan, Kebugaran saya justru melakukan puasa makanan. Reguler MP mengkonsumsi oksigen banyak-banyak, kebugaran saya justru melakukan puasa oksigen, menggunakan daya Karbondioksida untuk membalik proses. Reguler MP melakukan pengejangan maksimal untuk menghasilkan ATP, kebugaran saya justru tidak perlu dikejangkan karena tidak butuh ATP banyak-banyak. Reguler MP menganggap napas sebagai daya linuwih yang menghasilkan berbagai kemampuan supranatural, kebugaran saya hanya mengambil oksigen secukupnya saja untuk menghasilkan karbondioksida.

Maka dari itu kebugaran saya menjadi tidak menarik bagi mereka yang melakukan eksplorasi keilmuan kanuragan. Karena memang wilayahnya sangat kecil hanya pada Oksigen dan Karbondioksida. Namun justru disinilah pembeda yang jelas antara reguler dengan kebugaran. Pilihannya jelas. Mau sehat, masuk ke kebugaran. Mau sakti, masuk ke reguler. Tidak ada tumpang tindih.

Kembali ke pertanyaan sebelumnya, apa bisa Intermittent Hypoxic menyebabkan peluruhan lemak?

Jawaban saya, sangat bisa. Di dalam buku “Molecular and Cellular Endocrinology” volume 392 tahun 2014 halaman 106-114 ditekankan dengan sangat jelas sebagai berikut:

  1. Hypoxia accelerated lipolysis and suppresses lipogenesis in WAT.
  2. Hypoxia activated the local Ucn2/Ucn3 – CRHR2 expression in WAT.
  3. Local CRHR2 in WAT has autocrine/paracrine function in regulating lipolysis via cAMP–PKA pathway.
  4. Hypoxia at a simulated altitude of 5000 m significantly reduced the body weight, food intake, and WAT mass.

Perhatikan, pada point 1 disebutkan bahwa kondisi Hypoxia mempercepat lipolysis (pemecahan lemak) dan menekan lipogenesis (pembentukan lemak) pada jaringan lemak (White Adipose Tissue). Di dalam tubuh kita ada 2 jenis jaringan lemak yakni White Adipose Tissue (WAT) dan Browne Adipose Tissue (BAT). Kedua jaringan lemak ini dinamakan sesuai dengan warnanya. WAT berarti berwarna putih, dan BAT berarti berwarna coklat.

White Adipose Tissue adalah lemak yang bikin pipi kita gembil, paha kita montok, pinggang kita punya ‘tas pinggang’ 😀 Setiap kali Anda makan karbohidrat yang melebihi kemampuan Liver dan Otot menampungnya maka akan disimpan pada White Adipose Tissue ini. Penyimpanan ke dalam WAT dipicu oleh Insulin. Jadi, Insulin akan memicu Lipogenesis dan menyebabkan munculnya timbunan lemak secara sporadis pada tubuh Anda.

Lalu pada point 2 disebutkan bahwa penurunan berat badan baru terjadi pada saat tubuh berada dalam kondisi ketinggian 5000 meter diatas permukaan laut. Pada kondisi 88% saturasi oksigen itu setara dengan kondisi Anda berada 2000 meter diatas permukaan laut. Maka jika 5000 meter itu artinya SpO2 (saturasi oksigen terlarut) pada darah Anda berkisar antara 60-70%. Jadi, kalau SpO2 Anda masih pada range 92-98% itu masih belum apa-apa. Atau kalau dihitung detik, apabila hanya menahan napas 30-60 detik saja itu masih belum apa-apa. Anda hanya mendapat manfaat umum dari Oksigen sebagaimana latihan aerobik biasa.

Namun memasuki wilayah simulasi 5000 meter keatas bukanlah sekedar kuat-kuatan menahan napas. Paru-paru harus dilatih dengan baik agar bisa mencapai kondisi tersebut dan kemampuan tubuh terjadi secara alamiah. Pada wilayah inilah saya merancang metode dan merumuskan teknik mencapai detik yang harus dicapai peserta yang menjalani program Kebugaran MP saya. Perbedaan selisih detik yang saya pelajari ini ternyata mampu mengobati lebih dari 200 jenis penyakit, asal dilakukan dengan alamiah. Perbaikan besar-besaran terjadi disini.

Ketika kemudian saya membandingkan data-data yang sudah saya kumpulkan dari berbagai jurnal antara Intermittent Fasting dan Intermittent Hypoxic, saya sungguh sangat terkejut. Kedua jenis data ini menunjukkan hasil yang mirip. Saya ambil contoh beberapa sbb:

  1. Puasa Makanan akan dapat menurunkan Gula Darah, Asam Urat, Kolesterol. Demikian juga Puasa Oksigen.
  2. Puasa Makanan meningkatkan Growth Hormone. Demikian juga Puasa Oksigen.
  3. Puasa Makanan meningkatkan Pertumbuhan Sel yang baik. Demikian juga Puasa Oksigen.
  4. Puasa Makanan meningkatkan detoksifikas sel tubuh, membuang racun. Demikian juga Puasa Oksigen.
  5. Puasa Makanan menyebabkan Autophagy (sel yang rusak akan membunuh dirinya sendiri). Demikian juga Puasa Oksigen.
  6. Puasa Makanan menyebabkan mitokondria yang rusak akan mati. Demikian juga Puasa Oksigen.
  7. Puasa Makanan menyebabkan perbaikan sistemik (menyeluruh) pada sel tubuh. Demikian juga Puasa Oksigen.
  8. Dan banyak lagi…

Subhanallah, Maha Suci Allah. Begitu mirip sekali efeknya. Inilah barangkali maksud dari Puasa yang sudah Allah berikan pada makhluk akan diganjar dengan ganjaran khusus dariNya. Semua tradisi esoteris dan agama memiliki konsep Puasa dalam berbagai tekniknya. Jadi, dalam metode Kebugaran saya jika ingin mendapatkan manfaat paripurna maka keduanya harus dijalankan dengan tertib, Puasa Makanan dan Puasa Oksigen. Darah Anda akan bersih gemilang, semua penyakit hilang. Insya Allah.

Melalui pendekatan kebugaran saya ini, semua harapan visioner dari mendiang alm mas Budisantoso menjadi mungkin dan BISA DIWUJUDKAN.

Saya tetap menghormati Kebugaran MP yang lama karena kalau tidak ada metode yang lama maka tidak mungkin pengembangan ini terjadi. Ketika saya menemui kesulitan pada metode kebugaran MP yang lama, maka pintu inilah yang Allah buka buat saya. Jadi, saya pribadi sangat berterima kasih kepada semua yang sudah merumuskan metode yang lama. Semoga berkah dan rahmat Allah tercurah kepada beliau-beliau semua.

Semoga bermanfaat.

Salam hangat,
MG

Referensi:
[1] The local corticotropin-releasing hormone receptor 2 signalling pathway partly mediates hypoxia-induced increases in lipolysis via the cAMP–protein kinase A signalling pathway in white adipose tissue. Yanlei Xionga, Zhuan Qub, Nan Chena, Hui Gonga, Mintao Songa, Xuequn Chenb, Jizeng Dub, Chengli Xu. (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0303720714001543)
[2] Hypoxia, Oxidative Stress and Fat. Nikolaus Netzer, Hannes Gatterer, Martin Faulhaber, Martin Burtscher, Stephan Pramsohler, and Dominik Pesta. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4496714/)
[3] Adipocyte Pseudohypoxia Suppresses Lipolysis and Facilitates Benign Adipose Tissue Expansion. Zoi Michailidou, Nicholas M. Morton, José Maria Moreno Navarrete, Christopher C. West, Kenneth J. Stewart, José Manuel Fernández-Real, Christopher J. Schofield, Jonathan R. Seckl and Peter J. Ratcliffe. (http://diabetes.diabetesjournals.org/content/64/3/733)
[4] Acute Hypoxia Induces Lipolysis Via Activation Of The Sympathetic Nervous System. Mi-Kyung Shin , Jonathan C. Jun , S Bevans-Fonti , Luciano F. Drager , Vsevolod Y. Polotsky. (http://www.atsjournals.org/doi/abs/10.1164/ajrccm-conference.2011.183.1_MeetingAbstracts.A2477)
[5] Mitochondrial Respiration in Insulin-Producing ß-Cells: General Characteristics and Adaptive Effects of Hypoxia. Ingrid K. Hals, Simon Gustafson Bruerberg, Zuheng Ma, Hanne Scholz, Anneli Björklund, Valdemar Grill. (http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0138558)
[6] Intermittent hypoxia and diet-induced obesity: effects on oxidative status, sympathetic tone, plasma glucose and insulin levels, and arterial pressure. Elena Olea, Maria Teresa Agapito, Teresa Gallego-Martin, Asuncion Rocher, Angela Gomez-Niño, Ana Obeso, Constancio Gonzalez, Sara Yubero. (http://jap.physiology.org/content/117/7/706)

About MG

He is martial artist in Pencak Silat Merpati Putih. He develops health and wealth program in pencak silat based on breathing exercises which called "Napas Ritme". Individuals who are not scientists or engineers, but believe in the importance of science.

View all posts by MG →